Apa Bedanya Busi Panas dan Busi Dingin

Tiap motor (tipe mesin bakar), pasti punya busi. Yakni penghasil percikan bunga api pada sistem pengapian yang berfungsi membakar campuran bahan bakar dan udara di ruang bakar. Pemakaian busi yang tepat akan memperoleh performa mesin optimal. Tapi harus memperhatikan beberapa hal penting, yaitu; suhu lingkungan, kapasitas ruang bakar dan perbandingan kompresi mesin.
 Pemakaian motor di lingkungan panas atau dingin, akan memberikan radiasi panas terhadap mesin berbeda. Lalu, mesin dengan piston besar, akan memberi panas lebih tinggi dibanding motor ber-cc kecil. Nah, kian besar rasio kompresi ruang bakar, lebih panas ketimbang mesin dengan kompresi rendah. Untuk itu businya kudu sesuai,” beber Yuli Santoso, kepala mekanik Suzuki Dewi Sartika di Jaktim.

Hal inilah lantas diciptakan busi tipe panas dan dingin. Perbedaan keduanya ada pada panjang insulator. Busi dingin punya ujung insulator lebih pendek, sedang busi panas lebih panjang (gbr.1). “Angka tertera pada busi juga sebagai petunjuk tipe busi panas ataupun dingin. Makin besar angkanya, menandakan tipe busi kian dingin dan sebaliknya,” imbuh Yuli.

Contoh busi NGK berkode C6HSA dengan CR8E (gbr.2). Angka 6 pada kode pertama, menandakan busi panas. Ditambah bisa dilihat dari insulator-nya lebih panjang. Sedang angka 8 pada kode kedua, mendandakan busi dingin (insulator lebih pendek).

Busi Panas
Punya kemampuan susah melepas panas dan mudah jadi panas dibanding busi standarnya. Busi tipe ini enggak cocok bila bekerja pada temperatur ruang bakar tinggi. Sangat cocok bila dipakai untuk motor standar (sesuai bawaan pabrik).

“Jika temperatur ruang bakar mencapai sekitar 850º Celcius, maka akan terjadi proses ‘pre-ignition’, di mana bahan bakar akan menyala sendiri sebelum busi memercikkan bunga api. Kondisi ini biasa disebut overheating (pemanasan ekstrem). Warna busi putih pucat (gbr.3),” tegas Dwi Angga, service advisor Yamaha Pos Pengumben di daerah Jakbar.

Busi Dingin
Mudah melepas panas dan mudah jadi dingin. Busi tipe ini tak tepat bila bekerja pada temperatur ruang bakar yang rendah. Lebih cocok dipakai untuk motor khusus buat balap (bore-up).

“Jika temperatur ruang bakar terlalu rendah, hingga di bawah 400º Celcius, maka akan terjadi proses ‘carbon fouling’, yakni bahan bakar tak mampu terbakar sempurna sehingga bahan bakar yang tak terbakar akan menumpuk pada busi. Warna busi hitam kering (gbr.4),” ulas Safrudin, kepala bengkel Clara Motor II di kawasan Kebon Jeruk, Jakbar.

Penumpukan endapan karbon ini akan menyebabkan tumpukan kerak karbon yang lama-lama jadi keras dan bisa jadi sumber panas kedua (arang) setelah busi. Hal inilah yang menyebabkan gejala ‘detonasi’ atau ‘knocking’ (ledakan kedua, setelah busi memercikkan bunga api).
Source: motorplus
Gambar  1.
Gambar  2.
Gambar  3.
 


        
Gambar  4.


































































































10 komentar:

Unknown mengatakan...

mas bro mau nanya nih tentang busi yang cocok buat satria 2tak tipe busi NGK yang gmn? yg tahan lama dan bs utk harian? kondisi motor saya standart,palingan cm stel pengapian aja dan stel angin agak basah, dan jg yang diperlukan busi bertipe dingin apa panas ya mas bro? soalnya saya bingung nih satria tipe panas apa dingin, jd perlu masukan nih dr mas bro.. maklum msh pemula mas bro, thx

Mark mengatakan...

kita juga punya nih artikel mengenai 'panas', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3410/1/pemanas%20dengan%20sistem%20pendeteksi%20suhu%20otomatis%20dan%20pengaman%20kebocoran%20panas.pdf
terima kasih

Unknown mengatakan...

bro.. mau nanya nih klo busi serring mati knpa ya ? tp saya pake cdi yg racing.. mohon di bantu jelasin

Advie Motor Racing Shop mengatakan...

Buat yang lagi nyari part racing mampir bro ke blog kita Advie Motor & Website Kita Advie Motor Racing Shop

Unknown mengatakan...

thanks gan buat infonya sangat bermanfaat sekali, kalau ada yang butuh peralatan bengkel, alat las, atau keperluan bengkel yang lain, atau anda ingin memulai usaha dapatkan harga promo di toko kami. Anda dapat kunjungi web kami www.tokootomotif.com .
trims :)

chaldun mengatakan...

kalo pake busi berkaki 3 itu ada evek apa ya gan?

murni mengatakan...

Busi sering mati ketika ganti CDI racing itu bertanda bahwa, mesin itu saat melakukan pembakaran berlebihan. Maksud berlebihan yakni jumlah (bunga api : bahan bakar) tidak seimbang, mungkin aja karburator lo gak cocok atau busi lo yang kebangetan bunga apinya, coba cek, kalo kepala busi hitam arang berarti jumlah bahan bakar terlalu banyak dan lo harus ganti karbu. Yang kedua ketika lo cek busi masih kayak baru, lo tinggal ganti dengan Busi champion atau busi NGK IRIDUM yang asli jangan Kw atau bekas.

samsones mengatakan...

Oh ngerti, jadi Busi Iridium bawaan Yamaha ini termasuk kedalam busi panas ya. Karena di peruntukan juga untuk motor standard. Jadi tambah pengetahuan saya mengenai pemilihan busi yang tepat.

Unknown mengatakan...

Busi yg baik untuk mio z yg seperti apa bro

Unknown mengatakan...

Cari busi yang buat racing juga , kalau gk salah harganya kurang lebih 80k , karena pengapian dari cdi cerlalu besar kalau dikasi busi biasa

Posting Komentar

Tempat sharing informasi . Berbagilah ilmu di sini
Terimakasih